BABTISAN ROH KUDUS
Karya Tulis Oleh Saudara Saya Maju Freddy Sihotang
BABTISAN ROH KUDUS
BAB I
BAB I
PRINSIP UTAMA
Prinsip utama didalam pembahasan seluruh tema Alkitab adalah
“kebenaran labih penting dari pada segala jenis pengalaman; kebenaran
lebih mutlak dari pada pengalaman dan kebenaran lebih tinggi
pengalaman; oleh karena itu berdasarkan prinsip di atas:
1. Kebenaran harus memimpin pengalaman
2. Kebenaran harus menguji pengalaman
3. Kebenaran harus menghakimi pengalaman
Masa sekarang jelaslah bahwa gejala-gejala yang dipaparkan di
atas, seperti kejang-kejang berulang-ulang selama berjam-jam atau
tertawa terrbahak-bahak selama berjam-jam, atau kehilangan esadaran
sama sekali, atau jatuh telentang ditumpangtangani dari orang itu, tetapi
muncul dari sesuatu kekuatan supranatural seperti yang telah dibahas di
atas.
Kuasa supranatural yang ada dan terjadi secara konkret, tidak
boleh langsung dikaitkan dengan kuasa Allah atau kuasaRoh Kudus.
Mungkin kita heran karena mereka memakai nama “Yesus” ketuika
melakukan itu. Bukankah itu berarti merupakan pekerjaan Tuhan Yesus
yang mau menyatkan kuasa-Nya, sehingga orang yang tadinya tidak
percaya kepada Yesus dan belum menerima Roh Kudus, sekarang
menerima Roh Kudus.
Kesimpulan seperti ini hanya membuktikan bahwa
orang-orang seperti itu: tidak bertanggung secara kebenaran, terlalu
4
dangkal didalam mengerti sesuatu hal, tidak berlogika kuat, tidak mau taat
kepada prinsip Alkitab. Semua hal supranatural yang memakai nama
Tuhan Yesus tidak menjamin itu dari Tuhan dan tidak harus ada kuasa
Tuhan yang bekerja di belakangnya.
BAB II
ROH KUDUS DAN HIDUP KUDUS
Setelah 20 tahun hingga 30 tahun todak hanya di Amerika Serikat,
tetapi diseluruh dunia, pemimpin- pemimpin yang banyak berbicara
tentang Roh Kudus, lalu berteriak dengan iman yang luar biasa
mempengaruhi berjuta-juga manusia, akhirnya terbukti bahwa mereka
hanya berbicara tentang Roh Kudus tetapi tidak hidup kudus.
Akibantanya, yang dihasilkan lebih merupakan kecelakaan dan kerugian
besar bagi kekristenan dari pada sebagai suatu hal positif.
Baptisan Yohanes Dan Baptisan Roh Kudus
Banyak orang mengaitkan baptisan Roh Kudus dengan berbagai
gejala supranatural atau dikaitkan dengan berglosolalia, tetapi jika kita
memperhatikan seluruh Alkitab, maka kita akan melihat bahwa istilah
baptisan Roh Kudus tidak banyak muncul diseluruh Alkitab.
Ada tujuh kali istilah “Baptisan Roh Kudus” dalam Alkitab. Yohanes
mentakan bahwa ia membaptis dengan air sebagai lambang pertobatan.
Yesus Kristus membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api. Jadi kitab
dibaptis oleh Roh Kudus atau oleh Yesus Kristus. Hal ini merupakan
masalah yang penting, yang membaptis kita adalah Yesus Kristus, bukan
Roh Kudus.
Dalam Matius 3: 11; Mrk 1: 8; Luk. 3: 16; Yoh. 1: 31- 33; Kis. 1: 5;
11: 16 dan da;am 1 Kor. 12: 13.
Baptisan Roh Kudus berarti
mempersatukan kita menjadi tubuh Kristus. Di dalam satu roh kita semua
5
telah dibaptis menjadi satu tubuh yaitu tubuh Yesus Kristus sendiri, atau
diberi minum dari satu Roh, yaitu Roh Kudus. Maka penegasannya
kembali jelas, yaitu Kristus mebaptis kita dengan Roh Kudus untuk masuk
ke dalam satu tubuh yang kudus.
Jadi pengudusan orang Kristen, orang-orang berada di dalam
Kristus, pengudusan orang di dalam segala zaman, sehingga semua
menjadi satu tubuh yang kemudian disebut sebagai gereja yang kudus
dan am, itulah yang disebut sebagai baptisan Roh Kudus.
Kesimpulan ini bukan kesimpulan manusia. Kesimpulan ini
dinyatakan oleh Alkitab sendiri, di dalam Tulisan Rasul Paulus. Setelah
enam kali menyatakan mengenai baptisan Roh Kudus maka Paulus sekali
lagi mengungkapkan yang terahir ini, untuk memberikan rangkuman
kesimpulan akan semua yang sudah dinyatakan sebelumnya tentang apa
itu baptisan “Roh Kudus”.
Setelah ayat ini, istilah “Baptisan Roh Kudus”
tidak muncul lagi dan tidak pernah dibahas lagi di dalam Alkitab.
Untuk mengungkapkan hal ini, di dalam bahasa Aslinya (bahasa
Yunani), Paulus tidak memakai Present (yang setara dengan present
continuos dalam bahasa Inggris) atau future atau imperative, tetapi
memakai past participle tence, yang menunjukkan hal itu sudah lewat,
sudah sempurna dan tidak terulang lagi, merupakan status baru bagi
gereja yang kudus dan am, dan inilah yang disebut sebagai baptisan Roh
Kudus.
6
BAB III
BAPTISAN ROH KUDUS BAGI KITA
Ketika Allah memilih kita belum dilahirkan, ketika Yesus mati
menebus dosa kita, kitapun belum dilahirkan, juga ketika Roh kudus
menguduskan dan memasukkan kita dalam Tubuh Kristus dan ketika
melalui-Nya kita dibaptiskan untuk menjadi bagian dari gereja yang kudus
dan am, kitapun belum dilahrikan. Tapi mengapa untuk hal yang ketiga ini
kita selalu bingung, kita bingung karena kita merasa tidak mungkin kita
menerima baptisan Roh Kudus ketika kita masih belum dilahirkan. Untuk
itu kita mengerti bahwa jawaban bagi kebingungan ini adalah ya atau
tidak.
Sekarang kita menyadari bahwa sebelum kita ada di dalam dunia,
Yesus telah mati bagi kita.
Saat itu Roh Kudus telah menguduskan kita
masuk ke dalam tubuh Kristus. Barulah di dalam perjalanan hidup setelah
kita lahir, pada suatu saat melalui berbagai hal, kita mendengar Injil, baru
bertobat, menerima Yesus Kristus, dikuduskan oleh Roh Kudus.
Saat
itulah kita menjadi umat pilihan. Sesuai dengan apa yang telah dikerjakan
pada masa lalu secara status.
Baptisan Roh Kudus diungkapkan tujuh kali sampai ayat 1 Kor. 12:
13 ini dan selesai sudah seluruh pembahasan tentang hal ini, maka istlah
ini tidak muncul lagi disepanjang Alkitab.
Rasul Paulus menulis banyak
surat yang lain, tetapi istilah ini tidak pernah ditulis dan dibahas lagi.
Bahkan penulis surat yang lain juga tidak lagi membicarakan baptisan Roh
Kudus. Andai kata memang setiap gereja memerlukan baptisan Roh
Kudus, maka tentunya ajaran atau perintah-perintah ini harus dibahas
disetiap surat ke gereja-gereja.
Tetapi janji atau perintah itu sama sekali
tidak ada. Maka tidaklah salah, ketika seseorang penulis tafsiran dan
teolog yang cukup terkenal saat ini, Leon Morris , ketika ditanyai mengenai
“Baptisan Roh Kudus” berkata “saya tidak melihat hal-hal tersebut muncul
dalam surat-surat Perjanjian Baru.
Karena hal itu sudah terjadi pada
masa lampau dan tidak terulang lagi”.
7
Kalau banyak gereja saat ini mengatakan bahwa baptisan Roh
Kudus perlu disetiap gerea dengan tanda-tanda berbahasa lidah, dan
pengertian mereka kurang kuat dalam Alkitab. Mereka mengambil ayatayat yang kelihatannya mirip untuk mendukung pikiran mereka sendiri.
Bagaimana kita dapat menerima pengajaran bahwa setiap tahun gereja
harus berdoa 10 hari untuk menunggu Roh Kudus turun? Kita perlu
kembali pada pengajaran Alkitab, kita perlu taat pada pengajaran Alkitab
yang sungguh-sunggh.
Berapakalikah Roh Kudus turun dan turun lagi, kapan Roh Kudus
pernah cuti dari dunia ini? Maka gereja sekarang ini telah memaksa Roh
Kudus untuk turun- turun hampir 2. 000 kali. Ketika Yesus mengatakan hal
itu, dikarenakan Roh Kudus belum turun. Alkitab mengeaskan bahwa
hanya satu kali Roh Kudus turun ke dalam gereja-Nya, yaitu pada hari
Pentakosta.
BAB IV
BOLEHKAH MENGUJI ROH
Alkitab mengajarkan dengan jelas bahwa kita tidak boleh menerima
semua roh (1 Yoh.4: 1). Kita harus mengujinya, apakah roh itu berasal dari
Tuhan atau bukan. Ajaran ini adalah ajaran dari Alkitab sendiri, yang
diwahyukan oleh Roh Kudus.
Jadi Roh Kudus yang mewahyukan kitasuci
mengatakan kepada gereja untuk tidak menerima semua roh. Salah satu
keteledoran umat Kristen di abad XX ini adalah kita tidak mau menguji
segala macam roh dan menerima begitu saja. Karena begitu saja atau
senang membicarakan tentang Roh Kudus maka semua roh diterima.
Dua
macam ekstrem yang sedang terjadi di dalam gereja saat ini.
8
1. Kekuatan akan masuknya segala macam roh sehingga semua roh
ditolak, termasuk Roh Kuduspun di tolak.
2. Kegirangan mengalami pengalaman rohani sehingga menerima
segala macam roh, termasuk yang bukan Roh Kuduspun dianggap
sebagai Roh Kudus.
BAB V
ANALISA KRITIS TENTANG PANDANGAN TOPIK INI
Analisa saya tentang pandangan Stehen Tong tentang baptisan
Roh Kudus memberikan pengertian yang dalam dan principle namun tidak
secara keseluruhan untuk bisa dianggap suatu kemutlakan yang
kompleks, berbagai perspektive teologis pasti mempunyai suatu
kelemahan ataupun kekurangan, namun pemahaman terhadap
pandangan buku ini ada hal yang positif dalam suatu sisitertentu.
Namuan
saya seorang Pentakosta bukan berarti saya mudah untuk disepelekan
tentang hal ini, tetapi bila memahami secara kronologis tentang BaptisaN
Roh Kudus di dalam Kisah Para Rasul seakan-akan itu masa lalu dan
tidak berlaku, namun itu suatu hal signifikan, karena penarsiran harus
memiliki konsistensi di dalam sebuah kitab dan tidak mencampuradukkan
kesana kemari, karena pemahaman setiap penulis berbeda.
Jadi
mempelajari dengan cara penfsiran khusus dan ini bukan masalah suatu
pengalaman masa lalu atau masa sekarang namun hal itu adalah suatu
principle teologis. Karena pekerjaan Roh Kudus itu sangatlah kompleks,
kreatif dan bila pandangan selalu berpatokan dengan hal yang logis
namun tanpa dibarengi dengan hati maupun jiwa akan berat sebelah.
Namun saya rasa itu hal yang wajar kejadian Pentakosta pada masa
sekarang. Jadi bukan berarti menganggap suatu pandangan lebih benar
itu akan menjadikan suatu pembatasan akan kepercayaan akan hal yang
intrasional, apalagi kuasa Roh Kudus memberdayakan setiap pelayanan
9
kekristenan, namun buku ini selalu memakai cara berfikir Paulus, tetapi
tidak memakai cara berteologi Lukas yang seorang teolog juga, karena hal
Pentakosta adalah realitas sipritual sampai sekarang. Jadinya lebih baik
keseimbangan juga dalam kebenaran yang principle.
Jadi Kisah Para
bukan cerita atau sejarah belaka, namun makna teologis yang sangat
dalam apa lagi baptisan Roh Kudus bahkan tentang pekerjaan Roh Kudus
dalam suatu pelayanan.
Karena itulah Alkitab mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam hal
ini, karena kesempurnaan tidak pernah dimiliki seorang teolog, profesor,
cendikiawan apapun itu juga, perlunya untuk belajar dengan konsisten
lebih baik, saya menghargai pandangan ini karena itu tidak semua mujizat
yang dilakukan Pentakosta itu dari setan atau demonik, karena anugerah
itu bukan dibatasi dengan cara berfikir logis atau suatu sisi tertentu dan
belajar untuk menerima karena memang hal itu suatu jkebenaran dari
Alkitab itu sendiri.
Dan bilamana pemahaman sama-sama diterima karena
itu principle dan perlunya aplikasi yang seimbang dalam kekristenan
hingga terjadi adanya harmonisasi dalam perjalanan hidup maupun
pelayanan Kekristenan, karena tidak semua yang dilakukan oleh manusia
tanpa harus belajar terus, menghargai, menerima dan lain-lain. Dan itu
mungkin karena kurangnya pengertian akan sesuatu.
Daftar Pustaka
Stephen Tong, Baptisan dan karunia Roh Kudus, Surabaya:
Memonetum, 2007.
Sott John. Baptisan dan kepenuhan. Jakarta: Komunikasi Bina